Rabu, 29 April 2015

SENANDUNG SUNYI

SENANDUNG SUNYI
KARYA : EKA VEBRIANA
Sinar sang surya menembus tirai mata seorang gadis yang tertidur lelap di kamar pribadinya bangunkannya dari mimpi indahnya, “Ahh, cerahnya aku harus bergegas!”ucapnya seraya bangkit dan melangkahkan kaki ramping nan putihnya ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian, kini gadis itu telah usai dengan kegiatannya di pagi hari iapun keluar dari kamarnya menuruni satu demi satu anak tangga di rumah mewahnya ketika sampai di ruang makan “SELAMAT PAGI, NONA!” ucap semua pelayan yang telah berjajar di ruang makan namun aku tak menghiraukannya aku duduk dan memulai sarapan pagiku dengan tenang. Seperti inilah rutinitasku setiap hari melakukan semuanya sendiri dengan semua pelayan yang ada, aku adalah putri tunggal dari perusahaan Edelweiss perusahaan terbesar di dunia. Seusai makan akupun berangkat sekolah dengan mobil pribadiku dan beberapa pengawal yang mengikuti, itu semua dilakukan demi keselamatanku “Sampai Jumpa, nona!”ucap semua pelayan dari rumah. Setelah kaca hitam mobil tertutup semua pelayanpun mulai berbisik tentangku namun seperti biasa aku hanya mengacuhkannya, kembali ku mengingat perkataan para pelayan dalam rumahku “Kenapa nona muda dingin sekali ya? aku bahkan belum pernah melihatnya tersenyum sekalipun.”ucap salah seorang pelayan  “Jangan berkata seperti itu! Sebenarnya nona muda hanya kesepian sejak kecil ia tidak pernah mendapatkan sedikitpun kasih saying dari orang tuanya, karena itulah cahaya dihati nona muda telah redup.”jawab seorang pelayan lainnya “Kasihan sekali nona muda walau keluarganya sangat kaya tetapi ia sangat menderita.”sahut pelayan lainnya, Aku yang mendengar dari balik dindingpun tak kuasa kemudian aku berjalan melewati mereka kulemparkan pandangan sinis lalu berkata “Aku tak memerlukan belas kasihan dari kalian!” Dan akupun berlalu pergi merekapun menunduk meminta maaf. Lamunankupun berhenti ketika mobil telah sampai di gerbang sekolah. Akupun turun dari mobil dan berjalan setapak demi setapak melewati halaman sekolah. “Selamat pagi, Rosa!” teriak Mira dari dalam kelas dan seperti biasa aku hanya mengacuhkannya “Hei Rosa kau sudah belajar untuk ulangan hari ini?”kata Mira “Hn”gumamku, tak lama kemudian belpun berbunyi  kemudian gurupun masuk dan membagikan soal ulangan hari ini seperti biasa aku tak merasa kesulitan sedikitpun seusai ulangan bel istirahatpun berbunyi ‘Kring kring!’ “Yeee!”sorak semua murid kegirangan setelah guru keluar semua muridpun berhamburan keluar kelas begitu juga denganku aku pergi kea tap sekolah dan makan siang disana lalu datang beberapa temanku yang lain salah satunya Mira dialah temanku yang paling berisik tetapi walau begitu dia hanya ingin aku tersenyum.
Sekolahpun usai, “Rosa, Boleh aku menginap dirumahmu hari ini?”tanyanya padaku “Boleh saja, tapi kenapa kau ingin menginap di rumahku?”tanyaku padanya “Emm… tidak ada, aku hanya ingin menginap saja.”jawabnya lalu kamipun masuk ke mobil. Tak lama kemudian kamipun sampai dirumahku “Selamat Datang,nona! Nona apakah nona muda ini teman anda?”Tanya pelayan ketika Mira dan aku masuk ke rumah “Ya, Namanya Mira dia akan menginap disini, Cepat siapkan kamar untuknya!”ucapku seraya masuk ke dalam “Baik nona.”jawab mereka lalu membawa Mira ke kamar tamu “Mari nona Mira ikut kami!”ucap mereka “Baiklah.”jawab Mira. Hari sudah sore aku dan Mira sedang belajar bersama di kamarku tiba-tiba dari bawah terdengar suara orang ribut-ribut “Rosa, Siapa itu?”Tanya Miara padaku. Akupun bergegas turun diikuti Mira dibelakangku “PAPAH MAMAH BERHENTI!”teriakku dari atas tangga “Aku sudah tidak tahan lagi, Lihat! disini ada temanku apa kalian tidak malu.”ucapku “Rosa! Masuk ke kamar!”bentak Papah padaku, akupun berlari turun dan tanpa sengaja kakiku terpeleset salah satu anak tangga sehingga aku jatuh dan kepalaku terbentur lantai sayup-sayup kumendengar suara papah, mamah, dan Mira mengkhawatirkanku lalu kesadarankupun mulai menghilang.
Beberapa hari kemudian, Samar-samar kuterbangun kukerjapkan mata berulang kali untuk memastikan dimana diriku berada kulihat ruangan yang serba putih nampak pula cahaya sang mentari menembus tirai putih di sampingku kembali kuedarkan pandanganku ke seluruh ruangan hingga mataku tertuju pada sebuah vas yang berisi bunga kesukaanku yaitu bunga dandelion putih “Ternyata ini rumah sakit, tapi kenapa bisa ada bunga dandelion disini,dan kenapa aku bisa berada disini?”gumamku sendiri lalu kembali kuteringat kejadian saat aku terjatuh dari tangga dan kepalaku terbentur “Benar juga! aku begini karena telah jatuh dari tangga.”gumamku lagi, tak lama kemudian pintu terbuka dan menampakkan sosok dibaliknya “Rosa, kamu sudah sadar?”ucap Mira cemas padaku “Ya begitulah, Mira maaf ya! kamu jadi melihat pertengkaran keluargaku.”jawabku “Sudahlah itu tidak penting, yang penting sekarang kamu harus cepat sembuh!”ucap Mira menyemangatiku “O ya Mira! Kamu yang bawa bunga dandelion itu?”tanyaku kemudian “Oh itu! Iya aku yang bawa, itu bunga kesukaanmukan?”jawabnya “Iya aku suka sekali terima kasih ya!”ucapku. Tak sadar kami telah berbincang lama sekali hingga sang mentari telah berada di ufuk barat bersiap untuk tidur “Ah sudah petang, Rosa aku pulang dulu ya!”kata Mira sambil melihat langit kemerah-merahan dari balik jendela “Iya kamu harus segera pulang, hati-hati di jalan ya!”ujarku pada Mira “Iya sampai jumpa!”ucapnya lalu berdiri dan bersiap pergi namun tiba-tiba saja papah dan mamahku datang “Rosa, Rosa! Apa kamu baik,nak?”ucap mamah yang khawatir padaku “Iya aku udah agak baikan kok,mah!”jawabku “Lihat Rosa seperti ini semua gara-gara papah yang marah-marah waktu itu!”bentak mamah pada papah “Kok bisa gara-gara papah, itu semua kan karena mamah duluan yang marah-marah!”bentak papah kembali “PAPAH MAMAH BERHENTI! Ingat ini di rumah sakit selama 15 tahun ini aku sudah menahan semua emosiku pada kalian tapi sekarang aku sudah tidak sanggup lagi, selama ini aku tidak pernah mendapatkan sedikitpun kasih sayang dari kalian dan tanpa kalian sadari kalian telah memberikan seluruh beban perusahaan di pundakku, Aku sudah tidak tahan lagi sebaiknya kalian keluar dari kamar ini!”ucapku tak henti-henti kini seluruh emosiku bagai bom atom yang telah kuledakkan begitu saja dihadapan mereka, Mira yang melihatku hanya bisa terkejut dengan mulut terbuka sedangkan orang tuaku mereka yang melihatku mulai meneteskan air mata merasa malu atas perilaku mereka selama ini dan akhirnya merekapun keluar dari kamarku. “Rosa apa kau tidak apa-apa?”Tanya Mira cemas padaku dia datang menghampiriku “Mira, bisa kau tinggalkan aku sendiri! aku sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun,maaf ya!”kataku lemas “Iya, Beristirahatlah! tenangkan pikiranmu, jika kau butuh teman panggil saja aku.”ucapnya padaku lalu ia pergi.
Ruangan ini kini hanya ada 2 orang yaitu aku dan egoku, aku sudah muak terhadap semua hal yang ada “Kenapa dunia ini begitu kejam padaku?memang apa salahku.”pikirku sendiri, hanya kesunyian yang menyelimuti ruangan ini saat ini aku termenung di tempat tidur kulihat bunga dandelion yang mulai layu dan cahaya sang mentari yang hilang ditelan kegelapan malam, kupandangi sang dewi malam yang berpendar dengan indahnya walau kelihatan putih cantik tak ternoda tapi apabila didekati ia penuh lubang dan beberapa daerah hitam di permukaannya itu seperti menunjukkan perasaanku selama ini walau diluar aku terlihat sempurna namun sebenarnya hatiku selalu terluka oleh keluargaku sendiri. “Tuhan aku mohon berikan jalan petunjukmu kepadaku!”doaku dalam hati terdalam, karena sudah larut malam akupun tertidur. ‘Teng Tong’ dering tengah malam membangunkanku karena aku susah tidur akupun bangkit dan melangkah keluar rumah sakit “Hemm segarnya udara disini!”ujarku sambil merenggangkan badan di taman depan rumah sakit ‘Buukk’ “Hei!” tiba-tiba saja dari belakang ada segerombolan orang yang membungkamku lalu kesadarankupun hilang dan aku tak mampu melawan.
Saat sadar “Kenapa disini gelap, aku dimana?”teriakku bingung, Ketika penutup mataku dibuka aku ada di ruangan yang sagat kotor rupanya ini markas penjahat yang menculikku kemarin “Kalian lepaskan aku!”bentakku pada mereka, mereka semua berpakaian serba hitam dengan penutup topeng sehingga aku tidak bisa melihat wajah mereka “Hei gadis kecil telah lama kami menunggu kesempatan seperti ini, kau adalah pewaris tunggal perusahaan Edelweiss, orang tuamu pasti akan membayar sangat mahal untuk membebaskanmu.”ucap salah satu penjahat itu “Kalian lebih baik bunuh aku sekarang aku sudah tidak peduli terhadap hidupku lagi aku sudah muak terhadap semuanya.”ucapku menyerah “Kami tidak akan membunuhmu sebelum kami mendapatkan uang itu, bersabarlah gadis kecil!”jawab penjahat itu, Lalu penjahat itu menelpon orang tuaku dan menyuruhku mengeluarkan suaraku sebagai bukti bahwa aku telah diculik dan akupun meludahinya “Cuiih!” samar-samar dari dalam telepon kudengar cemasnya papah dan mamahku setelah itu para penjahat itupun pergi keluar dan mengunciku didalam sini. Dilain tempat di kediaman keluarga perusahaan Edelweiss terlihat papah dan mamah yang sangat khawatir dengan keadaan Rosa yang diculik mereka telah diancam yaitu apabila mereka menelpon polisi Rosa akan dibunuh saat itu juga dan mereka harus menyerahkan uang 100 milyar kepada para penjahat itu disana juga ada Mira yang cemas dan terus menangis “Pah, Bagaimana ini apa yang harus kita lakukan?”Tanya mamah bingung “Sudahlah mamah tenang saja, kita harus memanggil polisi secara diam-diam!”jawab papah “Tapi pah, Bagaimana jika penjahat itu tau!mereka akan membunuh Rosa.”kata mamah “Om tante sudahlah! sebaiknya kalian jangan bertengkar lagi apa kalian masih tidak sadar akan semua kesalahan kalian selama ini, Sedari kecil aku sudah berteman dengan Rosa tapi tak sekalipun aku melihatnya tertawa dia benar-benar menderita dia tidak bisa bermain bersama kami dengan bebasnya dia tidak bisa merasakan kasih sayang dari kalian dan saat Rosa disuruh menuliskan siapa orang yang paling dibencinya dan disuruh memaafkannya apa kalian tau dia menjawab apa! Dia menjawab orang yang paling dibencinya adalah orang tuanya dan ia juga berkata tidak mau memaafkannya, Meski Rosa terlihat dingin selama ini tapi aku tau masih ada sisi baik dalam dirinya ia selalu ingin menjadi yang terbaik dimata kalian tapi kalian tidak pernah mau menghiraukannya bahkan untuk mendapatkan marah dari kalianpun ia tidak bisa, Sebenarnya Rosa itu anak kalian atau bukan sih!”jelasku pada mereka merekapun termenung dan berkata “kami mengerti maka dari itu kami ingin memperbaiki semuanya, kami berhakkan mendapatkan kesempatan kedua!” “Tentu saja ayo kita menyelamatkan Rosa!”ucapku bersemangat, Kamipun mulai menyusun rencana penyelamatan Rosa.
Pukul 7 malam di gedung tua tempat persembunyian penjahat itu, ayahnya Rosa sedang memberikan uang itu kepada para penjahat sedangkan aku bersembunyi disekeliling gedung dengan seluruh polisi yang telah dipersiapkan sedangkan ibunya Rosa menyelinap masuk dan menyelamatkan rosa. Ketika aku terbangun aku melihat mamah yang mendekat ke arahku “Mamah kenapa bisa ada disini?”ucapku bingung “Rosa kamu tidak apa-apa?”ucap mamah cemas padaku “Ya aku tidak apa-apa mah!”jawabku lalu mamah melepaskan ikatanku namun tiba-tiba saja penjahat itu masuk dan berniat menembakku dan mamah ‘Duaarr’ bunyi peluru melesat ke arahku dan mamah dalam sekejap kulihat mamah memelukku dan menangis kubalikkan badan dan terlihat cipratan darah segar di wajah mamah dan seketika itu pula mamah menangis keras dan memelukku dengan kencang dan polisipun masuk bersama Mira dan papah kini aku sudah tak mampu lagi bergerak sekujur tubuhku terasa kaku “Mira jangan tinggalkan mamah dan papah nak, kami menyayangimu maafkan perilaku kami selama ini, kamu adalah anak kami, kami tidak ingin kehilanganmu berikanlah kami kesempatan kedua untuk menebus kesalahan kami!”ucap mamah tak henti-henti lalu papah dan Mira juga menangis dan semua penjahat itu dibawa oleh polisi setelah itu aku segera dilarikan ke rumah sakit dan aku juga mendapatkan perawatan medis khusus di Los Angeles,Amerika Serikat.

10 tahun kemudian, Aku kembali ke Indonesia mengunjungi papah dan mamah yang telah lanjut usia dan aku telah menjadi direktur utama perusahaan Edelweiss “Papah mamah aku pulang!”ucap bersemangat disertai senyum riang masuk ke rumah “Selamat Datang Rosa!”ucap mamah dan papah bersamaan. Keesokannya aku bertemu dengan mitra bisnisku sekaligus sahabat baikku ialah yan telah menyatukan keluargaku ia sangat berharga untukku, Ketika aku berjumpa dengannya iapun berkata,“Selamat Pagi Rosa! Bagaimana kabarmu?”  “Aku baik,kau sendiri?”jawabku “Tentu saja aku sangat baik!”ucapnya kembali lalu kami tertawa bersama dan berjalan-jalan mengingat masa kecil kami kembali “Rosa aku senang akhirnya kamu bisa tertawa dengan bebasnya sekarang kamu adalah gadis yang sempurna!”ucap Mira kembali “Tentu saja kamu juga telah menjadi gadis yang sempurna bukan!”ucapku kembali “Kau benar!”jawabnya “Sekarang kesunyian dalam diriku telah hilang karena senandung kebahagiaan yang kau nyanyikan dalam hidupku.”ucapku kembali sambil tersenyum tulus melihat sahabat baikku itu, aku berpikir ‘Betapa beruntungnya diriku memiliki seorang sahabat sepertimu’ “Terima kasih Mira”gumamku “Sama-sama”jawabnya “Eh..”ucapku bingung “Kau mengucapkan terima kasihkan makanya aku berkata sama-sama.”jawabnya “Hahaha kau benar! Kau selalu benar.”ucapku lalu pergi berlari bersama Mira menuju sang mentari yang memancarkan cahaya semangat api dihati setiap manusia, Aku bahagia.

Jeritan Hati Sang Vampire

Jeritan Hati Sang Vampire

Karya : EKA VEBRIANA
Senandung di bawah sinar bulan merah membuat riak di danau yang tenang gadis berambut merah menatap tajam ke hamparan lautan darah disekelilingnya, tubuhnya menggigil dalam balutan warna merah darah entah apa yang barusan terjadi ia tak ingat hanya suara senandung dari pepohonan yang terdengar, lalu suara sirineipun berbunyi ‘tulit’ ‘tulit’ dan puluhan polisipun datang “Nona anda harus ikut kami.”kata salah seorang polisi yang datang padaku, aku tak menjawab  dan hanya mengikuti arah polisi itu ke mobil sedangkan polisi-polisi yang lain membawa mayat-mayat itu dan membersihkan lokasi kejadian.
Beberapa hari berlalu, tepat setelah peristiwa itu aku ditempatkan di rumah rehabilitasi khusus “Hei lihat gadis itu padahal baru 13 tahun tapi dia sudah menjadi pembunuh berdarah dingin, dan kabarnya dia telah membunuh puluhan keluarga di beberapa daerah, dia sangat berbahaya namun kenapa selama ini dia tidak pernah mau mengucapkan sepatah katapun ya ?”kata seorang perawat yang sedang istirahat makan siang bersama beberapa perawat lain di taman. Selama ini aku tak tau apa saja yang telah aku lakukan kenapa mereka semua takut padaku, kenapa mereka semua menyebutku seorang pembunuh ,apa kesalahanku, itu semua adalah rentetan pertanyaan yang terus terngiang dikepalaku. “Aku merasa terkurung disini, aku ingin bebas, mereka.. mereka semua tidak pantas hidup.”gumamku sendiri “Aaarrghh…apa ini rasanya badanku panas!PANASS!PANAAS!”jeritku tiba-tiba perawat-perawat itupun terkejut, “Kenapa ini rasanya panas”batinku hatiku terus menjerit sampai akhirnya aku kehilangan kesadaran dan ‘wuusshhh’ dalam sekejap semuanya telah rata dengan tanah dan semua perawat itu kini telah “MATI”ucapku dan sekali lagi badanku mulai menggigil dalam balutan warna merah “Kenapa. Kenapa, kenapa selalu seperti ini apa yang telah kuperbuat!”jeritku tak henti-henti terus kupukuli kepalaku kujambaki rambutku aku bingung kenapa aku tak bisa mengingat apa yang baru saja terjadi dan kenapa hal seperti ini bisa terjadi kepadaku. Lalu datang seseorang menepuk pundakku akupun berbalik dan iapun memelukku dengan lembut, entah kenapa aku merasa nyaman dipelukannya “Ini seperti déjà vu, kenapa rasanya aku pernah seperti ini sebelumnya” batinku.
 Lalu akupun teringat peristiwa yang merubah hidupku tepatnya 7 tahun yang lalu, Saat itu aku masih berumur 6 tahun di dalam lebatnya salju keluargaku telah dibantai habis oleh puluhan vampire tak sadar telah ada bekas gigitan di leherku dan dalam sekejap vampire- vampire itu telah musnah oleh kekuatanku dan salju putih yang turun menjadi berwarna, warna terindah yang pernah ada, warna yang tak pernah bisa dilupakan yaitu warna merah darah, lalu tubuhku menggigil dan datang seorang pria memelukku dengan kehangatannya dan setelah itu aku tak mengingat apapun kemudian aku diasuh oleh orang tua angkatku. “Kau, kau jadi kau pria yang waktu itu!”ujarku terkejut setelah mengingat semuanya “Tenanglah Viola! aku ada disini, sekarang kau aman, beristirahatlah.”ucapnya lembut kepadaku “Ta-ta-pi..aku..”kataku terbata lalu aku tertidur. “Ahh dimana aku?”ucapku bingung, aku baru saja bangun dan telah berada di tempat yang tidak kukenal aku berusaha berjalan menuju pintu tetapi tiba-tiba saja pintu terbuka “Eh kau sudah bangun!”katanya padaku lalu membawaku kembali ke tempat tidur “Sudah kubilangkan kau harus beristirahat.”katanya kemudian “Ta-tapi kau ini siapa? Kau juga yang waktu itukan?”tanyaku padanya “Ya aku yang selalu datang padamu setiap kau membutuhkan bantuanku, perkenalkan namaku Erik.”jawabnya “Erik? nama yang indah, terima kasih ya untuk selama ini.”kataku kemudian.
Hari-hari berikutnya kujalani seperti biasa namun kali ini aku tinggal di rumahnya Erik di daerah terpencil, hal ini dilakukan agar aku tidak bisa menyakiti siapapun lagi. Lagipula sekarang aku telah ingat siapa diriku yang sebenarnya dan Erik juga selalu mengajariku agar bisa mengendalikan kekuatan vampire yang kumiliki. “Hei Viola, apa yang kau lihat?”Tanya Erik dari belakang, aku tak menjawab kuhanya terus memperhatikan apa yang kulihat saat ini, terpampang jelas di iris violetku seekor kupu-kupu yang terjerat di jaring laba-laba sedangkan sayapnya telah terluka oleh duri mawar namun walau sudah begitu kupu-kupu itu masih saja mencoba melarikan diri “Hei Viola, apa kau tidak mau membantu kupu-kupu itu?”ujar Erik padaku lalu ia pergi, aku terus terdiam dan ketika laba-laba itu semakin dekat kupu-kupu itu terus menggetarkan sayapnya yang telah terluka parah, semakin kuat, semakin kuat, terus semakin kuat, berulangkali ia melakukannya sampai akhirnya jaring itu terlepas oleh kegigihannya dan iapun jatuh ke tanah berusaha untuk terbang namun mau bagaimana lagi sayapnya kini sudah benar-benar hancur dan diapun mati bahkan sampai detik terakhirnya ia terus berusaha lepas dari jaring itu, Bagiku jaring itu seperti takdir kehidupan yang menjeratku jaring penderitaan yang terus memojokkanku sampai aku terjatuh ke lubang keputusasaan “Apa aku juga bisa lepas dari jaring itu seperti kupu-kupu ini?”pikirku sejenak “Dan pada akhirnya nanti meski kau berhasil kau pasti juga akan berakhir seperti kupu-kupu itu!”kata seorang wanita yang datang entah darimana “Siapa kau?”tanyaku “Hai Viola, ini adalah pertemuan kita yang ke dua kalinya.”katanya “Sebenarnya kau ini siapa? Aku sama sekali tidak mengenalmu!”ucapku “Viola teruslah berusaha, balaskan dendammu itu dan pada akhirnya nanti akan kusaksikan akhir hidupmu.”ujar wanita itu kembali lalu ia pergi “Hei kau mau kemana? Kenapa kau terburu-buru sekali, mampirlah terlebih dahulu!”kata Erik yang tiba-tiba saja datang dari dalam rumah “Ah maaf saja aku masih ada urusan jadi aku harus segera pergi lagipula meski disini banyak mawar tapi bau disini sangat BUSUK.”ucap wanita itu sambil melirik tajam kearah Erik sedangkan Erik hanya tersenyum mendengar perkataan itu, lalu wanita itu pergi  “Viola cepat masuk sudah larut malam.”kata Erik padaku lalu aku mengikutinya “Erik apa kau mengenal wanita itu?”tanyaku ketika didalam “Dia tidak penting, kau tidak perlu terlalu memikirkannya sekarang kau harus beristirahat.”katanya lembut lalu aku tertidur dan kembali ku ingat perkataannya barusan ‘Viola teruslah berusaha, balaskan dendammu itu dan pada akhirnya nanti akan kusaksikan akhir hidupmu.’ “Apa maksudnya ya? balaskan dendam?”pikirku akupun merasa seperti kupu=kupu yang terjerat oleh jarrng laba-laba itu, sayap violetku telah hancur oleh ribuan mawar berduri dan teringat kembali aku dengan masa laluku yang penuh akan darah orang-orang yang aku sayangi semuanya telah tiada tertinggal aku seorang diri menanggung semua penderitaan itu sendiri di pundakku ini, aku terus berlari sampai ke ujung mimpi namun apa yang terjadi hanya kekosongan yang ada.
Keesokannya kubuka pintu kamarku tertinggal secarik kertas kecil dari Erik tertuliskan “Viola aku akan pergi selama beberapa hari, ada pertemuan keluarga besar vampire dan aku harus menghadirinya sebagai wakil dari vampire keluarga Wilson, Sebaiknya kau istirahat saja di rumah, sampai jumpa!” “Jadi erik pergi.”gumamku. Akupun pergi ketaman depan rumah kutemukan setangkai mawar putih dan sepucuk surat dibawahnya yang ditunjukkan kepadaku lalu akupun membacanya mataku terbelalak kaget membaca isi surat ini “Apa! wanita ini dia benar-benar tau segalanya aku harus segera menemuinya .”ujarku cepat setelah membaca surat ini lalu akupun bersiap dan berangkat saat itu pula wanita itu datang “Hai Viola kita bertemu lagi!”ujarnya padaku dengan ramah “Kau! Siapa kau? Kenapa kau bisa tau segalanya? cepat jelaskan padaku siapa orang yang telah membunuh keluargaku saat itu!”kataku tanpa henti “Saat ini juga akan ku balaskan dendamku pada orang itu.”ujarku kemudian “Jika kau mau tau ikutlah denganku!”kata wanita itu “Baiklah.”jawabku “Dan perkenalkan namaku Lady Maria.”ucapnya kemudian lalu kamipun berangkat dengan membawa surat undangan pesta.
Terbuka pintu besar istana vampire terdengar lembut alunan melodi dari dalam pesta semua vampire turut memakai topeng, aku dan Lady Maria telah masuk ke dalam pesta dengan balutan gaun putih lembut dan setangkai mawar putih tak lupa kupakai topeng putih berdesain elegant “Hadirin sekalian mari kita sambut bangsawan Erik Wilson.”kata seorang pria selaku panitia pesta, jantungku serasa berhenti ketika mengetahui Erik yang ternyata seorang bangsawan vampire, orang yang paling dihormati oleh semua vampire lalu Lady Maria membawaku ke tempat yang lebih sepi dan iapun berkata,”Sekarang kau tau siapa dia sebenarnya!” akupun mengangguk mengerti “Asal kau tau, sebenarnya yang membunuh keluargamu saat itu ialah…”ucap Lady Maria kemudian dan akupun memotongnya “TIDAK! TIDAK MUNGKIN! Itu dia.”bantahku cepat karena aku mungkin tau siapa pelaku sebenarnya “Benar sekali pelakunya ialah, ERIK.”kata Lady Maria, akupun terduduk lemas di lantai rasanya aku ingin mati detik ini juga lalu Lady Maria pergi meninggalkan aku. Setelah itu kembali ku ingat segalanya kasih sayang yang Erik berikan padaku ketika semuanya hilang dari hidupku ternyata itu hanyalah kebohongan belaka “Sebenarnya apa yang ia inginkan dariku?”pikirku bingung lalu akupun bangkit berdiri kuputuskan untuk bertanya langsung kepadanya.
Pesta dansapun dimulai alunan biola, harpha, dan piano memenuhi ruangan pesta. Semua pasangan mulai berdansa mengikuti melodi yang ada dan saat aku memasuki ruangan tak kusangka Erik datang padaku ia berlutut dan mengulurkan tangannya tanda mengajakku berdansa tak kusia-siakan kesempatan ini akupun meraih tangannya semua orangpun memberikan jalan kamipun berdansa dikelilingi pasangan yang lain “Sudah kubilangkan kau harus beristirahat di rumah!”katanya tiba-tiba, “Jadi kau tau siapa aku.”kataku “Tentu saja aku tau, siapa yang tidak mengenali gadis secantik dirimu.”ucapnya kemudian  “Dan sebenarnya untuk apa kau datang kesini?”tanya Erik padaku “Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu!”kataku tegas “tanyakan saja.”jawabnya tenang “Erik, 7 tahun yang lalu apa kau yang membunuh seluruh keluargaku lalu kau menjadikanku vampire?”tanyaku tegas padanya lalu dansa kamipun terhenti begitu juga musiknya beserta pasangan-pasangan yang lain, setelah itu Erikpun berkata,”Baiklah akan kujelaskan kejadian yang sebenarnya, Saat itu sedang terjadi pertempuran sengit antar vampire dan pemburu vampire , aku yang sebagai bangsawan vampire bertanggung jawab untuk membuat vampire-vampire baru dan yang memerintahkan untuk membunuh keluargamu itu aku karena mereka adalah pemburu vampire , lalu ketika kau masih tidur akulah yang membuatmu jadi vampire namun saat itu kau tidak bisa mengendalikan kekuatanmu dan kau justru menghabisi semua vampire bawahanku dan saat itu pula aku menenangkanmu dan mulai mencintaimu, Sekarang kau boleh membalaskan dendammu kepadaku.” Belum sempat kuselesaikan rasa terkejutku Erik membawaku keluar lalu ia memberikan sebuah pedang anti vampire yang diambilnnya dari keluargaku dan menyuruhku membunuhnnya, semua hadirin pesta turut keluar dan mereka sangat terkejut atas perilaku Erik saat ini terkecuali Lady Maria yang telah memperhitungkan bahwa suatu saat kejadian seperti ini pasti akan terjadi, di dalam Lady Maria tersenyum dan meneruskan meminum minumannya “Sekarang apa yang akan kau lakukan Viola.”kata Lady Maria yang tau kejadian di luar, kembali keluar aku dan Erik saling berhadapan diikuti derasnya salju yang turun lalu Erik berlari ke arahku dan membuat dirinya sendiri tertusuk oleh  pedang milikku tepat di jantungnya yang membuatnya mati seketika, cipratan darah yang mengalir kemana-mana menodai gaun dan topengku terdengar samar ia berkata,”Maaf, aku mencintaimu.” Dan tubuhnyapun ambruk seketika terjatuh di tumpukan salju yang dingin bak gaunku yang ternodai warna merah salju inipun sama. Aku sudah tak mampu berkata apapun semua vampire sangat marah atas kejadian ini mereka menuju kearahku dan berniat membunuhku aku sudah tak mampu berdiri saat ini aku telah sadar perasaanku yang sebenarnya pada Erik lebih baik langit menikamku dan tanah menelanku daripada aku harus mengalami kejadian seperti ini, kemudian aku berusaha dengan sekuat tenaga menarik pedangku dari Erik dan ‘Sruut’ tertancap sudah sebuah pedang tajam tepat di jantungku semuapun berhenti dan tak kuasa melihat kejadian ini “Erik kita bisa mati bersama sekarang, Cinta kita akan abadi selamanya di Neraka tempat kita memulai dendam ini. Aku senang bisa mengenalmu.”kataku lalu akupun mati menjadi debu bersama Erik. Langit mendung disertai derasnya salju beserta topeng, gaun, dan sebuah pedang yang ternoda oleh warna merah darah menjadi saksi dari kematian kami “Inilah takdir dari cinta antara vampire dan manusia yang tidak akan pernah bisa bersatu. Ingatlah ini semuanya!”ucap Lady Maria yang tiba-tiba saja keluar “Kau Lady Maria, salah satu vampire legendaris yang mengakhiri perang antara manusia dan vampire terdahulu.”kata seorang tamu yang mengenal siapa Lady Maria sebenarnya “Padahal kami kira kau vampire egois yang tidak mengizinkan adanya cinta antara manusia dan vampire ternyata kau hanya tidak ingin hal seperti ini terjadi.”kata vampire lain kemudian “Begitulah karena dulu aku juga memiliki kekasih seorang manusia dan ia akhirnya meninggal karena kesalahanku.”kata Lady Maria “Viola asal kau tau dendam hanya akan membawa malapetaka untuk kita semua, sekarang api dendammu itu pasti sudah mencair oleh perasaan cinta dari Erik, Asal kau tau Erik sangat menyesal ketika harus menjadikanmu seorang vampire. Sekarang cinta kalian akan abadi selamanya kuucapkan selamat tinggal untuk yang terakhir kalinya.”lanjutnya lagi lalu meletakkan setangkai mawar putih di atas salju yang ternodai darah kami. Pestapun berakhir semua berduka cita atas peristiwa yang telah terjadi.
Beberapa tahun kemudian satu persatu vampire telah mati setelah kehilangan pemimpin mereka yaitu Erik dan Lady Maria juga telah mencapai batas kehidupannya tepat ke 500 tahun ia mati, berangsur-angsur dendam antara manusia dan vampire telah lenyap dimakan waktu sekarang semua manusia bisa hidup tenang dan damai begitu juga para vampire mereka telah damai di alam mereka sendiri. Sedangkan aku dan Erik telah terlahir kembali sebagai manusia dan kami menjadi pasangan yang berbahagia dan menunggu maut kembali memisahkan kami walau begitu cinta kami akan abadi selamanya, dua hal yang telah kupelajari sampai saat ini ialah ‘Sesuatu yang hilang tidak akan pernah bisa kembali’ dan ‘Dendam hanya akan mendatangkan malapetaka’. Selesai.


“Diikuti Sang Fajar kehidupan baru akan dimulai penuh akan sesuatu yang tak terduga kita sebagai manusia hanya bisa berusaha sekuat tenaga dan berserah diri kepada Sang Pencipta”