Rabu, 29 April 2015

Jeritan Hati Sang Vampire

Jeritan Hati Sang Vampire

Karya : EKA VEBRIANA
Senandung di bawah sinar bulan merah membuat riak di danau yang tenang gadis berambut merah menatap tajam ke hamparan lautan darah disekelilingnya, tubuhnya menggigil dalam balutan warna merah darah entah apa yang barusan terjadi ia tak ingat hanya suara senandung dari pepohonan yang terdengar, lalu suara sirineipun berbunyi ‘tulit’ ‘tulit’ dan puluhan polisipun datang “Nona anda harus ikut kami.”kata salah seorang polisi yang datang padaku, aku tak menjawab  dan hanya mengikuti arah polisi itu ke mobil sedangkan polisi-polisi yang lain membawa mayat-mayat itu dan membersihkan lokasi kejadian.
Beberapa hari berlalu, tepat setelah peristiwa itu aku ditempatkan di rumah rehabilitasi khusus “Hei lihat gadis itu padahal baru 13 tahun tapi dia sudah menjadi pembunuh berdarah dingin, dan kabarnya dia telah membunuh puluhan keluarga di beberapa daerah, dia sangat berbahaya namun kenapa selama ini dia tidak pernah mau mengucapkan sepatah katapun ya ?”kata seorang perawat yang sedang istirahat makan siang bersama beberapa perawat lain di taman. Selama ini aku tak tau apa saja yang telah aku lakukan kenapa mereka semua takut padaku, kenapa mereka semua menyebutku seorang pembunuh ,apa kesalahanku, itu semua adalah rentetan pertanyaan yang terus terngiang dikepalaku. “Aku merasa terkurung disini, aku ingin bebas, mereka.. mereka semua tidak pantas hidup.”gumamku sendiri “Aaarrghh…apa ini rasanya badanku panas!PANASS!PANAAS!”jeritku tiba-tiba perawat-perawat itupun terkejut, “Kenapa ini rasanya panas”batinku hatiku terus menjerit sampai akhirnya aku kehilangan kesadaran dan ‘wuusshhh’ dalam sekejap semuanya telah rata dengan tanah dan semua perawat itu kini telah “MATI”ucapku dan sekali lagi badanku mulai menggigil dalam balutan warna merah “Kenapa. Kenapa, kenapa selalu seperti ini apa yang telah kuperbuat!”jeritku tak henti-henti terus kupukuli kepalaku kujambaki rambutku aku bingung kenapa aku tak bisa mengingat apa yang baru saja terjadi dan kenapa hal seperti ini bisa terjadi kepadaku. Lalu datang seseorang menepuk pundakku akupun berbalik dan iapun memelukku dengan lembut, entah kenapa aku merasa nyaman dipelukannya “Ini seperti déjà vu, kenapa rasanya aku pernah seperti ini sebelumnya” batinku.
 Lalu akupun teringat peristiwa yang merubah hidupku tepatnya 7 tahun yang lalu, Saat itu aku masih berumur 6 tahun di dalam lebatnya salju keluargaku telah dibantai habis oleh puluhan vampire tak sadar telah ada bekas gigitan di leherku dan dalam sekejap vampire- vampire itu telah musnah oleh kekuatanku dan salju putih yang turun menjadi berwarna, warna terindah yang pernah ada, warna yang tak pernah bisa dilupakan yaitu warna merah darah, lalu tubuhku menggigil dan datang seorang pria memelukku dengan kehangatannya dan setelah itu aku tak mengingat apapun kemudian aku diasuh oleh orang tua angkatku. “Kau, kau jadi kau pria yang waktu itu!”ujarku terkejut setelah mengingat semuanya “Tenanglah Viola! aku ada disini, sekarang kau aman, beristirahatlah.”ucapnya lembut kepadaku “Ta-ta-pi..aku..”kataku terbata lalu aku tertidur. “Ahh dimana aku?”ucapku bingung, aku baru saja bangun dan telah berada di tempat yang tidak kukenal aku berusaha berjalan menuju pintu tetapi tiba-tiba saja pintu terbuka “Eh kau sudah bangun!”katanya padaku lalu membawaku kembali ke tempat tidur “Sudah kubilangkan kau harus beristirahat.”katanya kemudian “Ta-tapi kau ini siapa? Kau juga yang waktu itukan?”tanyaku padanya “Ya aku yang selalu datang padamu setiap kau membutuhkan bantuanku, perkenalkan namaku Erik.”jawabnya “Erik? nama yang indah, terima kasih ya untuk selama ini.”kataku kemudian.
Hari-hari berikutnya kujalani seperti biasa namun kali ini aku tinggal di rumahnya Erik di daerah terpencil, hal ini dilakukan agar aku tidak bisa menyakiti siapapun lagi. Lagipula sekarang aku telah ingat siapa diriku yang sebenarnya dan Erik juga selalu mengajariku agar bisa mengendalikan kekuatan vampire yang kumiliki. “Hei Viola, apa yang kau lihat?”Tanya Erik dari belakang, aku tak menjawab kuhanya terus memperhatikan apa yang kulihat saat ini, terpampang jelas di iris violetku seekor kupu-kupu yang terjerat di jaring laba-laba sedangkan sayapnya telah terluka oleh duri mawar namun walau sudah begitu kupu-kupu itu masih saja mencoba melarikan diri “Hei Viola, apa kau tidak mau membantu kupu-kupu itu?”ujar Erik padaku lalu ia pergi, aku terus terdiam dan ketika laba-laba itu semakin dekat kupu-kupu itu terus menggetarkan sayapnya yang telah terluka parah, semakin kuat, semakin kuat, terus semakin kuat, berulangkali ia melakukannya sampai akhirnya jaring itu terlepas oleh kegigihannya dan iapun jatuh ke tanah berusaha untuk terbang namun mau bagaimana lagi sayapnya kini sudah benar-benar hancur dan diapun mati bahkan sampai detik terakhirnya ia terus berusaha lepas dari jaring itu, Bagiku jaring itu seperti takdir kehidupan yang menjeratku jaring penderitaan yang terus memojokkanku sampai aku terjatuh ke lubang keputusasaan “Apa aku juga bisa lepas dari jaring itu seperti kupu-kupu ini?”pikirku sejenak “Dan pada akhirnya nanti meski kau berhasil kau pasti juga akan berakhir seperti kupu-kupu itu!”kata seorang wanita yang datang entah darimana “Siapa kau?”tanyaku “Hai Viola, ini adalah pertemuan kita yang ke dua kalinya.”katanya “Sebenarnya kau ini siapa? Aku sama sekali tidak mengenalmu!”ucapku “Viola teruslah berusaha, balaskan dendammu itu dan pada akhirnya nanti akan kusaksikan akhir hidupmu.”ujar wanita itu kembali lalu ia pergi “Hei kau mau kemana? Kenapa kau terburu-buru sekali, mampirlah terlebih dahulu!”kata Erik yang tiba-tiba saja datang dari dalam rumah “Ah maaf saja aku masih ada urusan jadi aku harus segera pergi lagipula meski disini banyak mawar tapi bau disini sangat BUSUK.”ucap wanita itu sambil melirik tajam kearah Erik sedangkan Erik hanya tersenyum mendengar perkataan itu, lalu wanita itu pergi  “Viola cepat masuk sudah larut malam.”kata Erik padaku lalu aku mengikutinya “Erik apa kau mengenal wanita itu?”tanyaku ketika didalam “Dia tidak penting, kau tidak perlu terlalu memikirkannya sekarang kau harus beristirahat.”katanya lembut lalu aku tertidur dan kembali ku ingat perkataannya barusan ‘Viola teruslah berusaha, balaskan dendammu itu dan pada akhirnya nanti akan kusaksikan akhir hidupmu.’ “Apa maksudnya ya? balaskan dendam?”pikirku akupun merasa seperti kupu=kupu yang terjerat oleh jarrng laba-laba itu, sayap violetku telah hancur oleh ribuan mawar berduri dan teringat kembali aku dengan masa laluku yang penuh akan darah orang-orang yang aku sayangi semuanya telah tiada tertinggal aku seorang diri menanggung semua penderitaan itu sendiri di pundakku ini, aku terus berlari sampai ke ujung mimpi namun apa yang terjadi hanya kekosongan yang ada.
Keesokannya kubuka pintu kamarku tertinggal secarik kertas kecil dari Erik tertuliskan “Viola aku akan pergi selama beberapa hari, ada pertemuan keluarga besar vampire dan aku harus menghadirinya sebagai wakil dari vampire keluarga Wilson, Sebaiknya kau istirahat saja di rumah, sampai jumpa!” “Jadi erik pergi.”gumamku. Akupun pergi ketaman depan rumah kutemukan setangkai mawar putih dan sepucuk surat dibawahnya yang ditunjukkan kepadaku lalu akupun membacanya mataku terbelalak kaget membaca isi surat ini “Apa! wanita ini dia benar-benar tau segalanya aku harus segera menemuinya .”ujarku cepat setelah membaca surat ini lalu akupun bersiap dan berangkat saat itu pula wanita itu datang “Hai Viola kita bertemu lagi!”ujarnya padaku dengan ramah “Kau! Siapa kau? Kenapa kau bisa tau segalanya? cepat jelaskan padaku siapa orang yang telah membunuh keluargaku saat itu!”kataku tanpa henti “Saat ini juga akan ku balaskan dendamku pada orang itu.”ujarku kemudian “Jika kau mau tau ikutlah denganku!”kata wanita itu “Baiklah.”jawabku “Dan perkenalkan namaku Lady Maria.”ucapnya kemudian lalu kamipun berangkat dengan membawa surat undangan pesta.
Terbuka pintu besar istana vampire terdengar lembut alunan melodi dari dalam pesta semua vampire turut memakai topeng, aku dan Lady Maria telah masuk ke dalam pesta dengan balutan gaun putih lembut dan setangkai mawar putih tak lupa kupakai topeng putih berdesain elegant “Hadirin sekalian mari kita sambut bangsawan Erik Wilson.”kata seorang pria selaku panitia pesta, jantungku serasa berhenti ketika mengetahui Erik yang ternyata seorang bangsawan vampire, orang yang paling dihormati oleh semua vampire lalu Lady Maria membawaku ke tempat yang lebih sepi dan iapun berkata,”Sekarang kau tau siapa dia sebenarnya!” akupun mengangguk mengerti “Asal kau tau, sebenarnya yang membunuh keluargamu saat itu ialah…”ucap Lady Maria kemudian dan akupun memotongnya “TIDAK! TIDAK MUNGKIN! Itu dia.”bantahku cepat karena aku mungkin tau siapa pelaku sebenarnya “Benar sekali pelakunya ialah, ERIK.”kata Lady Maria, akupun terduduk lemas di lantai rasanya aku ingin mati detik ini juga lalu Lady Maria pergi meninggalkan aku. Setelah itu kembali ku ingat segalanya kasih sayang yang Erik berikan padaku ketika semuanya hilang dari hidupku ternyata itu hanyalah kebohongan belaka “Sebenarnya apa yang ia inginkan dariku?”pikirku bingung lalu akupun bangkit berdiri kuputuskan untuk bertanya langsung kepadanya.
Pesta dansapun dimulai alunan biola, harpha, dan piano memenuhi ruangan pesta. Semua pasangan mulai berdansa mengikuti melodi yang ada dan saat aku memasuki ruangan tak kusangka Erik datang padaku ia berlutut dan mengulurkan tangannya tanda mengajakku berdansa tak kusia-siakan kesempatan ini akupun meraih tangannya semua orangpun memberikan jalan kamipun berdansa dikelilingi pasangan yang lain “Sudah kubilangkan kau harus beristirahat di rumah!”katanya tiba-tiba, “Jadi kau tau siapa aku.”kataku “Tentu saja aku tau, siapa yang tidak mengenali gadis secantik dirimu.”ucapnya kemudian  “Dan sebenarnya untuk apa kau datang kesini?”tanya Erik padaku “Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu!”kataku tegas “tanyakan saja.”jawabnya tenang “Erik, 7 tahun yang lalu apa kau yang membunuh seluruh keluargaku lalu kau menjadikanku vampire?”tanyaku tegas padanya lalu dansa kamipun terhenti begitu juga musiknya beserta pasangan-pasangan yang lain, setelah itu Erikpun berkata,”Baiklah akan kujelaskan kejadian yang sebenarnya, Saat itu sedang terjadi pertempuran sengit antar vampire dan pemburu vampire , aku yang sebagai bangsawan vampire bertanggung jawab untuk membuat vampire-vampire baru dan yang memerintahkan untuk membunuh keluargamu itu aku karena mereka adalah pemburu vampire , lalu ketika kau masih tidur akulah yang membuatmu jadi vampire namun saat itu kau tidak bisa mengendalikan kekuatanmu dan kau justru menghabisi semua vampire bawahanku dan saat itu pula aku menenangkanmu dan mulai mencintaimu, Sekarang kau boleh membalaskan dendammu kepadaku.” Belum sempat kuselesaikan rasa terkejutku Erik membawaku keluar lalu ia memberikan sebuah pedang anti vampire yang diambilnnya dari keluargaku dan menyuruhku membunuhnnya, semua hadirin pesta turut keluar dan mereka sangat terkejut atas perilaku Erik saat ini terkecuali Lady Maria yang telah memperhitungkan bahwa suatu saat kejadian seperti ini pasti akan terjadi, di dalam Lady Maria tersenyum dan meneruskan meminum minumannya “Sekarang apa yang akan kau lakukan Viola.”kata Lady Maria yang tau kejadian di luar, kembali keluar aku dan Erik saling berhadapan diikuti derasnya salju yang turun lalu Erik berlari ke arahku dan membuat dirinya sendiri tertusuk oleh  pedang milikku tepat di jantungnya yang membuatnya mati seketika, cipratan darah yang mengalir kemana-mana menodai gaun dan topengku terdengar samar ia berkata,”Maaf, aku mencintaimu.” Dan tubuhnyapun ambruk seketika terjatuh di tumpukan salju yang dingin bak gaunku yang ternodai warna merah salju inipun sama. Aku sudah tak mampu berkata apapun semua vampire sangat marah atas kejadian ini mereka menuju kearahku dan berniat membunuhku aku sudah tak mampu berdiri saat ini aku telah sadar perasaanku yang sebenarnya pada Erik lebih baik langit menikamku dan tanah menelanku daripada aku harus mengalami kejadian seperti ini, kemudian aku berusaha dengan sekuat tenaga menarik pedangku dari Erik dan ‘Sruut’ tertancap sudah sebuah pedang tajam tepat di jantungku semuapun berhenti dan tak kuasa melihat kejadian ini “Erik kita bisa mati bersama sekarang, Cinta kita akan abadi selamanya di Neraka tempat kita memulai dendam ini. Aku senang bisa mengenalmu.”kataku lalu akupun mati menjadi debu bersama Erik. Langit mendung disertai derasnya salju beserta topeng, gaun, dan sebuah pedang yang ternoda oleh warna merah darah menjadi saksi dari kematian kami “Inilah takdir dari cinta antara vampire dan manusia yang tidak akan pernah bisa bersatu. Ingatlah ini semuanya!”ucap Lady Maria yang tiba-tiba saja keluar “Kau Lady Maria, salah satu vampire legendaris yang mengakhiri perang antara manusia dan vampire terdahulu.”kata seorang tamu yang mengenal siapa Lady Maria sebenarnya “Padahal kami kira kau vampire egois yang tidak mengizinkan adanya cinta antara manusia dan vampire ternyata kau hanya tidak ingin hal seperti ini terjadi.”kata vampire lain kemudian “Begitulah karena dulu aku juga memiliki kekasih seorang manusia dan ia akhirnya meninggal karena kesalahanku.”kata Lady Maria “Viola asal kau tau dendam hanya akan membawa malapetaka untuk kita semua, sekarang api dendammu itu pasti sudah mencair oleh perasaan cinta dari Erik, Asal kau tau Erik sangat menyesal ketika harus menjadikanmu seorang vampire. Sekarang cinta kalian akan abadi selamanya kuucapkan selamat tinggal untuk yang terakhir kalinya.”lanjutnya lagi lalu meletakkan setangkai mawar putih di atas salju yang ternodai darah kami. Pestapun berakhir semua berduka cita atas peristiwa yang telah terjadi.
Beberapa tahun kemudian satu persatu vampire telah mati setelah kehilangan pemimpin mereka yaitu Erik dan Lady Maria juga telah mencapai batas kehidupannya tepat ke 500 tahun ia mati, berangsur-angsur dendam antara manusia dan vampire telah lenyap dimakan waktu sekarang semua manusia bisa hidup tenang dan damai begitu juga para vampire mereka telah damai di alam mereka sendiri. Sedangkan aku dan Erik telah terlahir kembali sebagai manusia dan kami menjadi pasangan yang berbahagia dan menunggu maut kembali memisahkan kami walau begitu cinta kami akan abadi selamanya, dua hal yang telah kupelajari sampai saat ini ialah ‘Sesuatu yang hilang tidak akan pernah bisa kembali’ dan ‘Dendam hanya akan mendatangkan malapetaka’. Selesai.


“Diikuti Sang Fajar kehidupan baru akan dimulai penuh akan sesuatu yang tak terduga kita sebagai manusia hanya bisa berusaha sekuat tenaga dan berserah diri kepada Sang Pencipta”
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar